Langsung ke konten utama

Chapter 2: Creating Community Media: History, Theories and Scientific Investigation

Pada bab ini menjelaskan mengenai perkembangan masyarakat yang beralih dari menggunakan media lama menjadi menggunakan media baru (new media). Perkembangan new media ini ada tiga periode. Periode yang pertama yaitu menggambarkan hubungan masyarakat dengan media yang menjadi pusat perhatian, media baru (new media) dan transfomasi konsep masyarakat dari awal studi sosiologi sampai adanya penyelidikan dari berbagai ilmu mengenai perilaku manusia akibat dari kemajuan fasilitas komunikasi yaitu dengan adanya internet.          Dengan lahirnya media baru, maka media baru tersebut memiliki dampak yang cukup besar terhadap masyarakat. baik dampak positif atau negative. Dari dampak positif dengan adanya media baru yaitu :
-          (Barllow, et.al, 1995) Internet yang dipercaya dapat menghapus ketidaksetaraan dan kejahatan dalam masyarakat. Dalam bidang kejahatan, media baru memberikan pengaruh besar dalam kejahatan. Dengan adanya teknologi komunikasi yang canggih, polisi dan bahkan FBI dapat melacak keberadaan penjahat dimanapun mereka berada. Dengan demikian, new media sangat berguna bagi kalangan kepolisian untuk memberantas kejahatan.
-          Pendidikan akan meningkat. Kini pembelajaran dalam sekolah tak hanya melalui buku, para siswa bisa menggunakan internet untuk menambah wawasan. Dengan adanya new media, para pelajar di seluruh dunia dapat mempelajari beragam ilmu dari seluruh dunia, oleh sebab itu dampak new media dalam bidang pendidikan dapat meningkatkan wawasan ilmu seseorang.
-          Masyarakat dapat kembali berkomunikasi melalui internet (Rheingold, 2000). Dengan adanya sosial media, masyarakat dapat dengan mudah untuk berinteraksi dan adanya sosial media tidak membatasi ruang, tempat dan waktu.
-          Meningkatnya sector perdagangan, contohnya dengan adanya online shop
Selain dampak positif dari adanya media baru, maka ada pula dampak negative yaitu:
-          Pemanfaatan televisi, radio dan sosial media untuk melakukan propaganda politik. Misalnya dalam kampanye politik, seorang pendukung partai tertentu mencoba melakukan propaganda melalui media sosial twitter. Ia mengatakan kelebihan dari politisi wakil partainya dan mencoba “menjatuhkan” lawannya dengan bergam kicauan yang buruk. Oleh sebab itu, masyarakat dapat dengan mudah terpengaruh hal itu.
-          Dapat merusak tatanan hidup masyarakat.
-          Merusak pikiran anak-anak muda, misalnya anak-anak kecil yang membuka internet melihat beragam iklan porno yang bisa mereka liat sesuka hati.
-          Merendahkan budaya warisan leluhur.
Setelah membahas mengenai dampak positif dan negative dari new media, lalu new media memiliki beberapa karakteristik menurut McQuail (1994:20-6):
-          Desentralisasi saluran distribusi pesan
Sebuah pesan yang muncul dari seorang individu dapat segera menyebar ke banyak orang melalui media. Media tersebut dapat berupa satelit dan jaringan computer yang dapat terlibat dalam proses komunikasi dan dapat membantu menyebarluaskan pesan.
-          Bentuk komunikasi yang interaktif
Adanya kemampuan media untuk membantu proses komunikasi (melalui new media seperti sosial media) dapat berjalan layaknya berkomunikasi secara langsung. Dan feedback dapat diterima secara cepat dan langsung.
-          Digitalisasi pesan
Adanya tingkat fleksibilitas pembentuk konten yang tinggi dan isi dari suatu medua dapat diganti dengan konten lain.
Selain karakteristik new media menurut McQuail, karakterstik new media lain yaitu adanya peningkatan tingkat untuk menentukan bentuk dan isi melalui digitalisasi pesan (Negroponte, 1995)
            Tahap perkembangan kajian mengenai perkembangan media dan komunitas terbagi dalam tiga tahap, tahap yang pertama yaitu Studi Komunitas dan media. Menurut Merton (1994) dalam studinya “rovere” mengklasifikasikan masyarakat menjadi dua yaitu masyarakat lokalitas dan cosmopolitan. Masyarakat lokalitas, cenderung lebih memilih berita-berita local dan masyarakat lokalitas terlibat dalam kegiatan sosial yang mencakup wilayah local saja. masyarakat cosmopolitan, Mereka memiliki pandangan yang lebih luas, mereka cenderung untuk membaca berita dari luar. Semakin cosmopolitan seseorang, maka ia semakin mecari informasi dari luar wilayahnya.Dengan adanya hubungan media dan masyarakat maka itu sebagai konsekuensi dari masyarakat yang menggunakan media.
            Tahap kedua yaitu elektronik media komunikasi, Dengan adanya perkembangan video portable dan televise pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an, membuat berbagai kelompok menggunakan teknologi komunikasi ini sebagai inisiatif saat akan melakukan tindakan untuk masyarakat. Media dalam konteks ini juga menciptakan “media komunitas” yang mengacu pada berbagai macam media komunikasi.Tahap terakhir yaitu era Internet. Dalam era internet ini, masyarakat mulai menggunakan untuk berkomunikasi dan mencari informasi dari berbagai belahan dunia.
            Perkembangan mengenai masyarakat dan media pada tahap terakhir yaitu pada era internet. Pada era ini muncul sebuah komunitas yang dinamakan virtual community. Virtual community merupakan sekelompok orang yang muncul karena adanya kepentingan bersama dari berbagai pihak dan mereka melakukan interaksi yang intens melalui dunia maya. Para anggota virtual community melakukan aktivitas yang sama dengan orang-orang di dunia nyata, bedanya mereka menggunakan layar dan dunia maya. Misalnya mereka mememeluk dengan menggunakan Hug Virtual. Istilah virtual community pertama kali dicetuskan oleh Rheingold dalam bukunya yang berjudul The Virtual Community: Homestanding on the Electric Fronter (2000). Terbentuknya virtual community sebagai dampak adanya new media, setiap anggota virtual community berinteraksi lewat dunia maya. Berbeda dengan organic community, komunitas ini merupakan orang-orang yang berinteraksi secara langsung atau face-to-face. Perbedaan antaravirtual community dan organic community dapat dijelaskan sebagai berikut:
-          Susunan dan aktivitas dari komunitas organik yaitu merupakan kelomok yang ketat dan hanya melakukan beberapa aktivitas. Ketat disini diartikan sebagai kelompok yang memiliki anggota dengan umur yang sama. Contohnya seperti ibu-ibu sosialita yang berumur sekitar 30 tahun dan hanya melakukan aktivitas seperti arisan perhiasan. Sedangkan susuan dan aktivitas dari kelompok virtual yaitu kelompok yang bebas (semua usia) dan memiliki aktivitas yang khusus. Misalnya komunitas pecinta batu akik yang terdiri dari berbagai usia dan hanya melakukan kegiatan khusus yaitu mencari, menjual, mengoleksi batu akik.
-          Organisasi sosial melihat komunitas organic terikat dalam tempat dan waktu. Misalnya kelompok ibu-ibu sosialita yang melakukan pertemuan dengan waktu dan tempat yang jelas. Berbeda dengan komunitas virtual, disini tidak mengenal tempat dan waktu. Misalnya para pecinta batu akik dari berbagai wilayah di indonesia yang bertemu di sosial media.
-          Interaksi dan bahasa yang digunakan oleh komunitas organic yaitu menggunakan bahasa verbal dan nonverval dan memiliki kata yang tunggal. Sedangkan dalam komunitas virtual, bahasa yang digunakan ialah verbal dan memiliki bahas yang beragam.
-          Jika dilihat dari adat dan identitas, kelompok organis lebih homogeny sedangkan komunitas virtual lebih heterogen atau beragam. (48)


Referensi:
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone, 2006. Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ITC’s. Sage Publication. Chapter 2: Creating Community with media: History, Theory and Scientific Investigation.



            

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perspektif Pesimis dan Perspektif Optimis dalam Akses Internet

            Pada bab ini menjelaskan mengenai perspektif penggunaan internet baik dalam hal akses, politik, community involvement dan forms of expression . Dengan adanya perkembangan teknologi, penggunaan new media atau internet semakin meluas di masyarakat. namun yang harus dingat bahwa penggunaan internet tentunya memiliki dampak positif dan negative bagi masyarakat. Bahkan internet sendiri dapat menjadi boomerang bagi masyarakat. dalam chapter 4 ini membahas adanya perspektif pesimis dan optimis dalam hal akses internet.             Pada perspektif pesimis mengenai akses internet membahas mengenai adanya kekhawatiran tentang akses internet atau media online yang tidak sama dan berimplikasi pada manfaat yang juga tidak sama pula pada setiap orang. Penelitian menunjukkan masyarakat minoritas seperti orang Afrika-Amerika dan Hispanik non-putih sangat kecil kemungkinannya untuk memiliki computer...

Definisi Komunikasi Pemasaran

Definisi Komunikasi Pemasaran Menurut Para Ahli             Dasar dari sebuah pemasaran yaitu komunikasi yang efektif dan efesien, sehingga komunikasi dan pemasaran dapat powerful. Komunikasi pemasaran merupakan cara bagaimana menarik konsumen atau khalayak menjadi aware atau meningkatkan kesadaran masyarakat, mengenal dan mau membeli suatu produk atau jasa lewat saluran komunikasi (Prisgunanto, 2006). Komunikasi pemasaran yaitu semua elemen promosi dari marketing mix  yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audiens yang bentuknya ditujukan untuk performance pemasaran (Prisgunanto, 2006:8)             Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia untuk menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh ...

KKN Kalibombong Squad

Hai aku bakal ceritain pengalaman KKN yang hemmm bagiku cukup luarbiasa. Kenalkan dulu, desaku bernama Kalibombong. Kalo diartiin ke bahasa indonesia ‘kali’ (sungai) dan ‘ bombong’ (bahagia), jadi Kalibombong mungkin artinya sungai kebahagiaan hehe. Kalo kata orang sana, kenapa dinamakan Kalibombong, katanya tiap orang yang ke desa itu bakal merasa ‘ bombong’   hatinya. Kita sering menyebut kalibombong dengan singakatan KLBB. Pertama kalinya datang ke desa itu, yang pertama dipikiranku adalah ‘ pelosok banget ’. Yap, jadi KLBB cukup pelosok karena harus melewati bukit dan hutan untuk sampai disana. Butuh waktu kurang lebih 2,5 jam dari Purwokerto untuk sampai disana. Akses untuk sampai ke desa itu bernama jalur Gripit, aku gak tau nama jalan aslinya apa tapi kita sebut itu jalan Gripit hehe. Kalau udah masuk ke Gripit, siap2 ya berasa naik Roller Coaster, karena jalannya naik turun. Tanjakannya cukup curam dan berkelok-kelok. Sepanjang perjalanan kita ditemani kebun salak, ru...